Status Keabsahan Salat bagi Penderita Ambeien dalam Perspektif Fikih Ibadah (Studi Komparatif Mazhab Mālikiyyah dan Syāfiʻiyyah)

Nurhikam, Mizan Hadi (2023) Status Keabsahan Salat bagi Penderita Ambeien dalam Perspektif Fikih Ibadah (Studi Komparatif Mazhab Mālikiyyah dan Syāfiʻiyyah). Diploma thesis, Institut Agama Islam STIBA Makassar.

[thumbnail of Skripsi] Text (Skripsi)
Mizan Hadi Nurhikam.pdf

Download (3MB)

Abstract

Darah merupakan perkara yang najis menurut pendapat jumhur ulama, mereka berbeda pendapat mengenai termasuk hadas atau bukan jika darah keluar melalui dubur. Mazhab Mālikiyyah berpendapat bahwa tidak termasuk hadas, sedangkan mazhab Syāfiʻiyyah berpendapat bahwa termasuk hadas. Sementara syarat keabsahan salat adalah bersih dari najis dan hadas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pandangan mazhab Mālikiyyah dan mazhab Syāfiʻiyyah dalam hal keabsahan salat bagi penderita ambeien, serta mengetahui dan memahami persamaan dan perbedaan pandangan mazhab Mālikiyyah dan mazhab Syāfiʻiyyah dalam hal keabsahan salat bagi penderita ambeien. Penelitian ini memiliki rumusan masalah yakni: pertama, bagaimana pandangan mazhab Mālikiyyah terhadap keabsahan salat bagi penderita ambeien; kedua, bagaimana pandangan mazhab Syāfiʻiyyah terhadap keabsahan salat bagi penderita ambeien; dan ketiga, bagaimana persamaan dan perbedaan pandangan mazhab Mālikiyyah dan mazhab Syāfiʻiyyah dalam masalah keabsahan salat bagi penderita ambeien.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif (non-statistik) dengan menggunakan metode library research (kajian pustaka), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara penulis menggunakan metode kajian pustaka untuk mendeskripsikan tentang status keabsahan salat bagi penderita ambeien dengan metode pendekatan normatif, historis, dan komparatif antara mazhab Mālikiyyah dan Syāfiʻiyyah.
Hasil penelitian yang ditemukan adalah sebagai berikut: pertama, status keabsahan salat bagi penderita ambeien dalam mazhab Mālikiyyah hukumnya sah karena mereka memandang darah yang keluar dari dubur tidak termasuk hadas serta hukum najisnya dimaafkan dengan alasan darurat. Kedua, sementara mazhab Syāfiʻiyyah memandang darah ambeien terbagi menjadi dua kategori, yang keluar dari dubur termasuk hadas sehingga salatnya batal, dan yang keluar dari luar dubur tidak termasuk hadas, maka keabsahan salatnya sah jika ambeien eksterna dan batal jika ambeien interna. adapun hukum darahnya najis namun dimaafkan dengan persyaratan wajib membersihkan setiap kali hendak melaksanakan salat dan wajib membalut duburnya. Ketiga, kedua mazhab ini sama-sama berpendapat bahwa syarat sah salat adalah taharah dari najis dan hadas, mereka juga sama-sama memandang darah ambeien adalah najis yang dapat dimaafkan tetapi mereka berbeda pandangan mengenai kategori hadas.

Kata Kunci: Salat, Penderita Ambeien, Fikih Ibadah, Studi Komparatif, Mazhab Mālikiyyah, Mazhab Syāfiʻiyyah

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: 200 Agama > 2XX Islam > 2X4 Fikih, Hukum Islam > 2X4.1 Ibadah > 2X4.12 Shalat
Depositing User: Kurniawan M
Date Deposited: 10 Jun 2025 01:48
Last Modified: 10 Jun 2025 01:48
URI: http://eprints.stiba.ac.id/id/eprint/102

Actions (login required)

View Item
View Item