Penetapan Arah Kiblat (Komparasi Imam Malik dan Imam Syafii)

Riswan, Mohammad (2022) Penetapan Arah Kiblat (Komparasi Imam Malik dan Imam Syafii). Diploma thesis, Institut Agama Islam STIBA Makassar.

[thumbnail of Skripsi] Text (Skripsi)
Mohammad Riswan.pdf

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi terhadap masjid-masjid di indonesia yang tidak sejajar dengan arah kiblat dengan mengkomparasikan pendapat imam Syafii sebagai mazhab mayoritas Indonesia dengan pendapat imam Malik sebagai pendapat penyelisih dan sekaligus guru imam Syafii. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu; Pertama, Bagaimana metode istidlal imam Malik dan imam Syafii dalam menentukan arah kiblat, Kedua, Bagaimana Komparasi imam Malik dan imam Syafii dalam menentukan arah kiblat, Ketiga, Bagaimana solusi bagi masjid di Indonesia yang tidak sejajar dengan arah kiblat.
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif (non-statistik) dengan menggunakan metode library research (kajian pustaka), yang dilaksanakan dengan mengumpulkan data dari buku klasik dan modern serta literatur-literatur dari penelitian sebelumnya, atau penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari penelusuran atau tulisan-tulisan lain baik yang bersumber dari artikel ilmiah sumber data primer dan sumber data sekunder, serta literature lainnya yang berkaitan dengan penetapan arah kiblat dengan mengunakan metode pendekatan Comparative Approach dan Yuridis Normatif.
Hasil penelitian dari pembahasan tersebut adalah sebagai berikut; Pertama, Metode istidlal imam Malik yaitu, Q.S. al-Baqarah ayat 144, H.R. Tirmiżī, dan perbuatan sahabat penduduk masjid Quba, menghasilkan jihatul ka’bah, sedangkan metode istidlal imam Syafii yaitu, Q.S. al-Baqarah ayat 144 H.R. Bukhārī, dan Qiyas, menghasilkan wajib ainul ka’bah, Kedua, Komparasi Imam Malik dan imam Syafi dalam menentukan arah kiblat yaitu sama dalam menggunakan Q.S. al-Baqarah/2:144, namun, berbeda dalam memahami konteks ayat tersebut. hadis yang digunakan berbeda dalam konteks, dan dalil ketiga imam Malik menggunakan perbutan sahabat (penduduk Quba) Sedangkan Imam Syafii menggukan Qiyas pengagungan Rasulullah saw. terhadap ka’bah, Ketiga, Solusi bagi masjid-masjid yang kiblatnya tidak sejajar dengan bangunan ka’bah, tidak perlu malakukan pembongkaran bangunan masjid atau memiringkan saf akan tetapi cukup salat sesuai dengan arah mihrab masjid mengarah. dan salatnya tetap sah berdasarkan hadis Rasulullah bahwa, “Arah antara timur dan barat adalah kiblat". Implikasi penelitian ini; Pertama, implikasi teoritis. Penelitian ini dapat memberikan solusi bagi masjid-masjid di Indonesia agar tidak perlu melakukan pemiringan saf, pembongkaran bangunan masjid, sehingga dapat mengatasi perpecahan yang terjadi di tengah-tengah masyarkat, Kedua, Implikasi Peraktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmiah keislaman yang terkait perbedaan pendapat di antara para ulama dalam menentukan arah kiblat dan mensosialisasikan di tengah-tengah umat agar dapat mencerna dan menerima baik tentang penjelasan dalil-dalil terkait penentuan arah kiblat. kata kunci dari peneltian ini adalah penentuan arah kiblat.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: 200 Agama > 2XX Islam > 2X4 Fikih, Hukum Islam > 2X4.1 Ibadah > 2X4.19 Aspek Ibadah Lainnya
200 Agama > 2XX Islam > 2X4 Fikih, Hukum Islam > 2X4.8 Fikih dari Berbagai Paham, Mazhab > 2X4.82 Mazhab Maliki
200 Agama > 2XX Islam > 2X4 Fikih, Hukum Islam > 2X4.8 Fikih dari Berbagai Paham, Mazhab > 2X4.83 Mazhab Syafi'i
Depositing User: Kurniawan M
Date Deposited: 18 Jun 2025 00:57
Last Modified: 18 Jun 2025 00:57
URI: http://eprints.stiba.ac.id/id/eprint/187

Actions (login required)

View Item
View Item