Studi Perbandingan Zakat Profesi dalam Prespektif Yūsuf al-Qarḍāwī dan Muḥammad Bin Ṣaālih al-‘Uṡaimīn

Ashar, Ashar (2022) Studi Perbandingan Zakat Profesi dalam Prespektif Yūsuf al-Qarḍāwī dan Muḥammad Bin Ṣaālih al-‘Uṡaimīn. Diploma thesis, Institut Agama Islam STIBA Makassar.

[thumbnail of Skripsi] Text (Skripsi)
Ashar.pdf

Download (3MB)

Abstract

Adapun penelitian kepustakaan ini untuk menjawab rumusan masalah: bagaimana istinbaṭ hukum Yūsuf al-Qarḍāwī Dan Muḥammad Bin Ṣālih al-‘Uṡaimīn tentang zakat profesi? Perbandingan zakat profesi dalam prespektif Yūsuf al-Qarḍāwī Dan Muḥammad Bin Ṣālih al-‘Uṡaimīn?
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif kualitatif (non-statistik) dengan menggunakan metode library research (kajian Secara teknis kajian pustaka adalah proses pendalaman, penelaahan, dan pengedentifikasian pengetahuan seperti Sumber bacaan, buku-buku referensi, atau hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu peneliti atau mencari kitab-kitab yang di tulis oleh Yūsuf al-Qarḍāwī dan Muḥammad Bin Ṣālih al-‘Uṡaimīn kemudian mengedentifikasikan dengan masalah yang sedang diteliti yaitu zakat profesi, atau mencari penelitian terdahulu tentang zakat profesi.
Menurut hasil penelitian yang diperoleh adalah pendapat Yūsuf al-Qarḍāwī Dan Muḥammad Bin Ṣālih al-‘Uṡaimīn tentang zakat profesi keduanya memiliki perbedaan pendapat tentang adanya zakat profesi ini. Yūsuf al-Qarḍāwī berpendapat harta yang dihasilkan di tengah-tengah haul seperti Rāṭibil Mūaḍaf (Zakat Profesi) kata beliau gaji kariyawan yang didapatkan di tengah tahun itu memang tidak harus menunggu satu tahun berikutnya tapi dia masuk dalam kategori mal mustafad yang diwajibkan zakat meskipun belum satu tahun digabung dengan harta-harta yang lain, ia juga menganalogikan zakat profesi ini dengan zakat uang, yaitu 2,5% dari sisa pendapatan bersih setahun walaupun tidak mencapai haul. Sedangkan Muḥammad Bin Ṣālih al-‘Uṡaimīn berependapat zakat proesi atau gaji bulanan hasil proesi apabila gaji bulanan yang diterima setiap bulanya dinafkahkan untuk memenuhi hajatnya sehingga tidak ada yang tersisa untuk bulan berikutnya maka tidak ada zakatnya. Karena diantara wajibnya zakat adalah sempurnanya haul. Dan pada dasarnya Muḥammad Bin Ṣālih al-‘Uṡaimīn memang tidak mendukung tentang adanya zakat profesi, Jadi perbedaan diantara keduanya dari segi haul,dan dari segi cara pengeluaran zakat profesi ada yang mempersyartkan terpenuhinya haul, dan ada yang mengatakan boleh dibayar ditengah haul.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: 200 Agama > 2XX Islam > 2X4 Fikih, Hukum Islam > 2X4.1 Ibadah > 2X4.14 Zakat > 2X4.143 Zakat Pendapatan > 2X4.1431 Zakat Profesi
200 Agama > 2XX Islam > 2X4 Fikih, Hukum Islam > 2X4.8 Fikih dari Berbagai Paham, Mazhab
Depositing User: Kurniawan M
Date Deposited: 23 Jun 2025 01:56
Last Modified: 23 Jun 2025 01:56
URI: http://eprints.stiba.ac.id/id/eprint/235

Actions (login required)

View Item
View Item