Azimah, M. Fauzan (2020) Mualaf yang Berhak Menerima Zakat Menurut Yusuf Qardhawi. Diploma thesis, Institut Agama Islam STIBA Makassar.
![[thumbnail of Skripsi]](http://eprints.stiba.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
M. Fauzan Azimah.pdf
Download (2MB)
Abstract
Skripsi ini adalah hasil penelitian kualitatif, Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana “Mualaf Yang Berhak Menerima Zakat Menurut Yusuf Qardhawi.” Permasalahan yang penulis angkat dalam penelitian ini yaitu; Pertama, bagaimana pemberian zakat kepada muallaf menurut fikih Islam. Kedua, bagaimana kriteria muallaf yang berhak menerima zakat menurut Yusuf Qardhawi.
Untuk mendapatkan jawaban terhadap permasalahan di atas, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif (non-statistik) yang terfokus pada studi naskah dan teks serta menggunakan metode pendekatan yuridis normatif.
Hasil penelitian dan pembahasan penelitian ini yaitu: 1). Dalam fikih islam pembagian zakat terdapat lima golongan: Fakir dan Miskin, diberikan bagian zakat untuk mencukupi kebutuhannya, Amil Zakat, diberikan bagian zakat sesuai dengan kadar pekerjaannya menurut kesepakatan para ahli fikih. Ghorimīn, kadar jumlah zakat yang diberikan adalah cukup untuk membayar hutang-hutangnya, dengan catatan hutangnya itu dalam hal ketaatan bukan untuk berlebih-lebihan, akan tetapi pada sesuatu yang mendesak, Ibnu Sabīl, kadar jumlah zakat yang diberikan adalah untuk ia bisa pulang ke Negara asalnya. 2). Syekh Yusuf Qarḍawi menetapkan bahwa golongan Mualaf yang berhak menerima zakat yaitu: Golongan pertama, yaitu golongan yang diharapkan keislamannya atau keislaman kelompok serta keluarganya. Golongan kedua, yaitu golongan yang dikhawatirkan kelakuan jahatnya, mereka ini dimasukkan kedalam kelompok mustahik zakat, dengan harapan dapat mencegah kejahatannya. Golongan ketiga, yaitu golongan orang yang baru masuk islam. Mereka yang perlu diberi santunan agar bertambah mantap keyakinannya terhadap Islam, Golongan keempat, yaitu pemimpin dan tokoh masyarakat yang telah memeluk islam yang memiliki sahabat-sahabat orang kafir. Golongan kelima, yaitu pemimpin dan tokoh masyarakat yang berpengaruh dikalangan kaumnya, akan tetapi imannya masih lemah. Golongan keenam, yaitu kaum muslimin yang bertempat tinggal di benteng-benteng dan daerah-daerah perbatasan dengan musuh. Golongan ketujuh, yaitu kaum muslimin yang membutuhkannya untuk mengurus zakat orang yang tidak mau mengeluarkannya, kecuali dengan paksaan seperti dengan cara diperangi.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 2XX Islam > 2X4 Fikih, Hukum Islam > 2X4.1 Ibadah > 2X4.14 Zakat > 2X4.144 Penerima Zakat, Mustahiq 200 Agama > 2XX Islam > 2X4 Fikih, Hukum Islam > 2X4.8 Fikih Perbandingan Mazhab dan Pendapat Ulama |
Depositing User: | Kurniawan M |
Date Deposited: | 10 Jul 2025 00:52 |
Last Modified: | 10 Jul 2025 00:52 |
URI: | http://eprints.stiba.ac.id/id/eprint/341 |