Macam-Macam Najis (Studi Komparatif Antara Mazhab Syāfi‘iyyah dan Mazhab Ḥanābilah)

Nasrulloh, Farhan Mushaddaq (2020) Macam-Macam Najis (Studi Komparatif Antara Mazhab Syāfi‘iyyah dan Mazhab Ḥanābilah). Diploma thesis, Institut Agama Islam STIBA Makassar.

[thumbnail of Skripsi] Text (Skripsi)
Farhan Mushaddaq Nasrulloh.pdf

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami pendapat para ulama, khususnya mazhab Syafii dan Hambali, mengenai macam-macam najis. Permasalahan yang peneliti angkat dalam penelitian ini yaitu; Pertama, bagimana penjelasan macam-macam najis menurut mazhab Syafii. Kedua, bagaimana penjelasan macam-macam najis menurut mazhab Hambali. Ketiga, bagaimana landasan argumentatif dan analisis komparasi antara pendapat mazhab Syafii dan mazhab Hambali tentang macam-macam najis.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian library research. Suatu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur dari penelitian sebelumnya, atau penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui penelusuran buku-buku atau tulisan-tulisan lainnya baik yang bersumber dari majalah, artikel ilmiah, sumber data primer dan sumber data sekunder serta literatur lainnya yang berkaitan macam-macam najis menurut mazhab Syafii dan Hambali.
Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa hal berikut; Pertama, jenis-jenis najis menurut ulama Syafii adalah bangkai hewan yang memiliki darah mengalir dan bukan hewan yang hidup di air, babi ketika masih hidup maupun sudah mati, lalu darah yang mengalir atau memancar dari hewan darat yang keluar ketika masih hidup maupun sudah mati, air seni dan kotoran manusia serta kencing dan kotoran dari hewan yang haram dikonsumsi maupun yang halal dikonsumsi. Kedua, macam-macam najis menurut mazhab Hambali kurang lebih sama dengan mazhab Syafii, hanya saja hal yang paling mencolok adalah pendapat akan sucinya kotoran dan kencing dari hewan yang dikonsumsi seperti kambing dan unta. Ketiga, menurut ulama mazhab Syafii diantara sebab najisnya kotoran dan kencing hewan yang dikonsumsi yaitu dengan qiyas aula dari kencing dan kotoran manusia. Sementara dalam mazhab Hambali berpendapat bahwa status hukum kencing dan kotoran hewan itu mengikuti dari hukum dagingnya. Keempat, menurut peneliti, pendapat akan sucinya kencing dan kotoran dari hewan yang boleh dikonsumsi yang lebih kuat ditinjau dari kuatnya sisi pendalilan dan hujah yang digunakan dalam mazhab Ḥanābilah.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: 200 Agama > 2XX Islam > 2X4 Fikih, Hukum Islam > 2X4.1 Ibadah > 2X4.11 Bersuci/Thaharah
200 Agama > 2XX Islam > 2X4 Fikih, Hukum Islam > 2X4.8 Fikih Perbandingan Mazhab dan Pendapat Ulama > 2X4.83 Mazhab Syafi'i
200 Agama > 2XX Islam > 2X4 Fikih, Hukum Islam > 2X4.8 Fikih Perbandingan Mazhab dan Pendapat Ulama > 2X4.84 Mazhab Hambali
Depositing User: Kurniawan M
Date Deposited: 14 Jul 2025 03:44
Last Modified: 14 Jul 2025 03:44
URI: http://eprints.stiba.ac.id/id/eprint/360

Actions (login required)

View Item
View Item