Iin, Wahyuni (2024) HUKUM MAḌMAḌAH DAN ISTINSYᾹQ DALAM TAHARAH STUDI KOMPARASI MAZHAB HAMBALI DAN MAZHAB SYAFII. Diploma thesis, IAI STIBA MAKASSAR.
![[thumbnail of Iin Wahyuni.pdf]](http://eprints.stiba.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Iin Wahyuni.pdf
Download (1MB)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hukum Maḍmaḍah dan Istinyāq dalam Taharah menurut Mazhab Hambali Dan Mazhab Syafii. Permasalahan yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah : Pertama, bagaimana metode istinbat Mazhab Hambali dan Mazhab Syafii. Kedua, Bagaimana hukum Maḍmaḍah dan Istinyāq menurut Mazhab Hambali dan Mazhab Syafii.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library reseach) dengan menggunakan pendekatan normatif dan pendekatan komperatif. Metode dalam pengumpulan data pada penelitian ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan atau library reseach yaitu pengumpulan data dengan menelaah data-data, penelusuran buku-buku maupun literatur lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Kemudian mengklasifikasikan jenis data berdasarkan sumber sekunder yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
Hasil penelitian yang ditemukan adalah sebagai berikut: Pertama, metode istinbat yang digunakan oleh Mazhab Hambali dalam menerapkan hukum ada lima, yaitu; Al-Qur’an dan sunah, perkataan sahabat, perkataan sahabat jika berbeda, hadis mursalhadis dan hadis lemah, kiyas. Sedangkan metode istinbat yang digunakan oleh Mazhab Syafii dalam menerapkan hukum ada empat, yaitu; Al-Qur’an dan sunah, ijmak, perkataan sahabat, kiyas. Kedua, Islam memberikan perhatian yang cukup besar terhadap masalah taharah. hal ini menjadikan beberapa ulama fikih menganggap taharah sebagai salah satu syarat utama dalam keabsahan suatu ibadah. Mengenai hal ini Mazhab Hambali dan Mazhab Syafii berbeda pendapat mengenai hukum Maḍmaḍah dan Istinyāq dalam taharah. Dalam Mazhab Hambali berpendapat bahwa Maḍmaḍah dan Istinyāq dalam taharah hukumnya wajib, sehingga seseorang meninggalkan Maḍmaḍah dan Istinyāq dalam taharah maka wudunya tidak sah dan harus mengulanginya. Sedangkan menurut Mazhab Syafii berpendapat bahwa Maḍmaḍah dan Istinyāq hukumnya sunah. Sehingga jika seseorang berwudu dan melupakan Maḍmaḍah dan Istinyāq maka tidak perlu mengulangi wudunya.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 2XX Islam > 2X4 Fikih, Hukum Islam |
Depositing User: | Riska Riska Wulandari Wulandari |
Date Deposited: | 25 Aug 2025 07:44 |
Last Modified: | 25 Aug 2025 07:44 |
URI: | http://eprints.stiba.ac.id/id/eprint/420 |