HIJRAWATI, DAENG SUNGGUH (2024) KELAYAKAN PROFESI HAKIM DARI PELAKU DOSA BESAR PERSPEKTIF FIKIH PERADILAN. Diploma thesis, IAI STIBA MAKASSAR.
![[thumbnail of Hijrawati Daeng Sungguh.pdf]](http://eprints.stiba.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Hijrawati Daeng Sungguh.pdf
Download (933kB)
Abstract
Ditemukannya oknum-oknum hakim yang menyalah gunakan kekuasaannya demi kepentingan individu. Hal tersebut merupakan sebuah perilaku yang tercela bahkan merupakan suatu perkara yang sangat besar dosanya. Banyaknya kasus yang terjadi akhir-akhir ini, masyarakat pastinya menanyakan kinerja dari para hakim tersebut. Kepercayaan masyarakat beransur-ansur memudar, menanyakan tentang keadilan dinegaranya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kaitan dosa besar dengan kelayakan profesi hakim dan kelayakan profesi hakim dari pelaku dosa besar perspektif fikih peradilan. Sebab zaman sekarang terdapat hakim-hakim yang tidak dapat menjadi teladan bagi masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode library research kualitatif, dengan menganalisis data literatur, mengambil pendekatan normatif karena pada penelitian ini bersifat teoretis yaitu dengan cara penelusuran terhadap sumber rujukan yang memiliki korelasi permasalahan sebagai bahan dasar untuk dibahas atau teliti.
Hasil penelitian yang ditemukan sebagai berikut: pertama, hakim yang terlibat dalam dosa besar memberikan contoh buruk kepada masyarakat. Melakukan dosa menunjukkan kekurangan dalam karakter yang sangat diperlukan untuk posisi hakim. Perilaku buruk dari hakim dapat menyebabkan kerusakan sosial yang lebih luas, membuatnya tidak layak untuk terus menjabat. Dosa besar memiliki dampak yang sangat merusak terhadap kelayakan profesi hakim. Hakim yang terlibat dalam dosa besar tidak hanya mencoreng integritas pribadinya tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap sistem peradilan, mengabaikan prinsip-prinsip keadilan dan memberikan contoh buruk kepada masyarakat. Kedua, kelayakan seorang hakim sangat terkait dengan kemampuannya untuk menjaga amanah, bertindak adil, dan memiliki akhlak yang tinggi, oleh karena itu, seorang hakim yang melakukan dosa besar secara langsung menurunkan kelayakannya untuk menjalankan tugas yang mulia ini. Implikasi penelitian ini mazhab Ḥanāfi yang memperbolehkan kelayakan hakim dari pelaku dosa besar dan Imam Mālik, Syāfi‘ī dan Ḥanbali yang tidak memperbolehkan kelayakan tersebut karena al-‘Adālah merupakan salah satu syarat yang sangat penting bagi hakim.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 2XX Islam > 2X4 Fikih, Hukum Islam |
Depositing User: | Riska Riska Wulandari Wulandari |
Date Deposited: | 26 Aug 2025 05:40 |
Last Modified: | 26 Aug 2025 05:40 |
URI: | http://eprints.stiba.ac.id/id/eprint/443 |