Kenajisan Babi dan Hewan Buas Serta Mekanisme Penyuciannya Studi Komparasi Mazhab Malikī dan Mazhab Syafi’ī

A., Nasruddin (2024) Kenajisan Babi dan Hewan Buas Serta Mekanisme Penyuciannya Studi Komparasi Mazhab Malikī dan Mazhab Syafi’ī. Diploma thesis, IAI STIBA Makassar.

[thumbnail of Skripsi] Text (Skripsi)
A. Nasruddin.pdf

Download (2MB)

Abstract

Babi dan hewan buas merupakan subjek penting dalam kajian fikih karena status kenajisannya memiliki implikasi terhadap kehidupan sehari-hari umat Islam. Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui status kenajisan babi dan hewan buas serta mekanisme penyuciannya dalam perspektif mazhab Malikī dan mazhab Syafi’ī. Permasalahan yang peneliti angkat dalam pembahasan ini yaitu: pertama, bagaimana status kenajisan babi dan hewan buas dipahami dalam perspektif mazhab Malikī dan mazhab Syafi'ī; kedua, bagaimana mekanisme penyucian najis yang berasal dari babi dan hewan buas dalam perspektif mazhab Malikī dan mazhab Syafi'ī.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan (library research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari buku atau literatur-literatur dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari penelusuran atau tulisan-tulisan lain, baik yang berasal dari sumber data primer maupun sumber data sekunder, serta literatur lainnya yang bekaitan dengan kenajisan babi dan hewan buas serta mekanisme penyuciannya.
Hasil penelitian yang ditemukan adalah sebagai berikut: pertama, mazhab Malikī dan mazhab Syafi’ī berbeda pendapat mengenai kenajisan babi dan hewan buas. Mazhab Malikī mengatakan bahwa babi dan hewan buas merupakan hewan yang suci dalam kondisi hidup, tetapi dalam kondisi mati tentap dianggap najis, Mazhab Syafi’ī mengatakan bahwa babi dan hewan buas merupakan hewan yang najis baik dalam kondisi hidup maupun sudah mati. Kedua, mazhab Malikī dan Mazhab Syafi’ī berbeda pendapat mengenai mekanisme penyucian babi dan hewan buas. Mazhab Malikī mengatakan bahwa mekanisme penyucian babi dan hewan buas adalah menggunakan air tanpa mempersyaratkan jumlah siraman dan penggunaaan tanah atau debu, Mazhab Syafi’ī mengatakan bahwa mekanisme penyucian babi dan hewan buas adalah harus dicuci tujuh kali, salah satunya menggunakan tanah atau debu. Implikasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi masyarakat umum, khususnya dalam memahami status kenajisan babi dan hewan buas serta mekanisme penyuciannya perspektif mazhab Malikī dan Syafi’ī. Informasi ini penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang aturan-aturan fikih terkait dengan kebersihan dan kesucian dalam Islam.

Kata Kunci: Hewan Buas, Kenajisan Babi, Mekanisme Penyucian, Mazhab Malikī, Mazhab Syafi’ī.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: 200 Agama > 2XX Islam > 2X4 Fikih, Hukum Islam
Depositing User: Kurniawan M
Date Deposited: 02 Jun 2025 00:35
Last Modified: 02 Jun 2025 00:35
URI: http://eprints.stiba.ac.id/id/eprint/46

Actions (login required)

View Item
View Item