KAWING SORO’ DALAM TINJAUAN FIKIH MUNAKAHAT (STUDI KASUS DI DESA CITTA KECAMATAN CITTA KABUPATEN SOPPENG)

ANNISA, FAUSYA and Muhammad, Saddam Nurdin and Muhammad, Saddam Nurdin and Muhammad, Saddam Nurdin (2024) KAWING SORO’ DALAM TINJAUAN FIKIH MUNAKAHAT (STUDI KASUS DI DESA CITTA KECAMATAN CITTA KABUPATEN SOPPENG). Diploma thesis, IAI STIBA MAKASSAR.

[thumbnail of Annisa Fausya.pdf] Text
Annisa Fausya.pdf

Download (2MB)

Abstract

Salah satu hal penting dalam hidup adalah pernikahan. Pernikahan bukan hanya merupakan cara yang mulia untuk mengatur kehidupan rumah tangga, akan tetapi juga dapat dilihat sebagai cara untuk memperkenalkan satu kaum dengan kaum yang lainnya serta saling membantu satu sama lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami kawing soro’ dalam tinjauan fikih munakahat. Permasalahan yang penulis angkat dari penelitian ini yaitu: pertama bagaimana konsep kawing soro’ di desa Citta kecamatan Citta kabupaten Soppeng; dan kedua bagaimana pandangan fikih munakahat terhadap kawing soro’ di desa Citta kecamatan Citta kabupaten Soppeng
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini membahas tentang bagaimana sebuah hukum diterapkan terhadap individu, kelompok, masyarakat, dan lembaga hukum. Penelitian ini berfokus pada perilaku individu atau masyarakat, organisasi atau lembaga hukum dalam kaitannya dengan penerapan atau pelaksanaan hukum, dengan menggunakan metode pendekatan normatif, pendekatan fenomenologi, dan pendekatan sosiologis.
Hasil penelitian yang ditemukan adalah sebagai berikut: pertama konsep kawing soro’ terdiri dari tujuan, rukun, syarat kedua mempelai, syarat wali nikah syarat saksi dan tahapan kawing soro’. Kedua, hukum kawing soro’ adalah mubah atau pernikahannya sah menurut pandangan fikih munakahat, karena tidak terdapat perbedaan antara rukun dan syarat dalam pernikahan, kecuali pada bagian tahapan kawing soro’ yaitu mappacci, mappassikarawa, hari baik dan kawin kembar. Hal tersebut bertentangan dengan syariat Islam sehingga hukumnya haram untuk dilakukan. Meskipun tahapan tersebut hukumnya haram, pernikahan tetap sah. Karena tahapan tersebut hanya merupakan tradisi yang ketika ditinggalkan tidak membatalkan pernikahan. Implikasi penelitian ini di harapkan agar masyarakat lebih berhati-hati dan alangkah lebih baiknya meninggalkan tahapan tersebut dan beralih kepada pernikahan secara islami yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: 200 Agama > 2XX Islam > 2X4 Fikih, Hukum Islam > 2X4.3 Hukum Keluarga, Hukum Perkawinan, Hukum Pernikahan Menurut Islam, Munakahat
Depositing User: Riska Riska Wulandari Wulandari
Date Deposited: 26 Aug 2025 11:53
Last Modified: 26 Aug 2025 11:53
URI: http://eprints.stiba.ac.id/id/eprint/460

Actions (login required)

View Item
View Item