Sudirman, Muhammad Nurtaufiq (2023) Impresi Lupa pada Taklif dan Implementasinya dalam Fikih Puasa Perspektif Mazhab Hambali. Diploma thesis, Institut Agama Islam STIBA Makassar.
![[thumbnail of Skripsi]](http://eprints.stiba.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Muhammad Nurtaufiq Sudirman.pdf
Download (2MB)
Abstract
Taklif merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang mukalaf, dalam hal ini adalah ketetapan dari Allah Swt. yang mencakup perintah dan larangan-Nya. Seorang mukalaf dalam melaksanakan taklif yang di bebankan kepadanya, terkadang mereka meninggalkan apa yang diperintahkan kepadanya dan mengerjakan apa yang dilarang baginya disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah lupa. Lupa sendiri merupakan fenomena yang sudah sering terjadi pada seseorang. Lupa bila disandingkan dengan syariat memiliki hubungan dengan hukum-hukum Islam. Di antara hal yang banyak dibahas oleh para ulama adalah permasalahan lupa pada fikih puasa, dimana hal ini banyak terjadi dan tidak mungkin ditolak kecuali dengan kesulitan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep taklif dan hakikat lupa pada taklif dalam Islam, serta untuk mengetahui konsekuensi hukum syariat kepada seorang mukallaf yang lupa saat menjalani ibadah puasa menurut perspektif mazhab Hambali. Dengan metode pendekatan penelitian berupa pendekatan normatif, pendekatan filosofis, dan pendekatan fikih.
Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa hal, yaitu: Pertama, taklif dalam Islam adalah kewajiban yang dituntut hukum agama yang mencakup wajib, mandub, haram, makruh, dan mubah. Taklif memiliki tiga rukun, yaitu mukalif (yang menetapkan hukum dalam hal ini adalah Allah Swt.), mukallaf (orang yang dibebankan kepadanya hukum syariat), mukallaf bih (perbuatan yang dibebankan kepada seorang mukalaf). Kedua, lupa merupakan di antara uzur yang dibenarkan di dalam syariat Islam, menurut mazhab Hambali bahwasanya seseorang yang lupa itu tidak dikatakan sebagai mukalaf pada saat dia dalam keaadaan lupa. Ketiga, Lupa pada permasalahan fikih khususnya ibadah puasa, memiliki konsekuensi hukum yang berbeda-beda menurut mazhab Hambali. Lupa yang berkaitan dengan ibadah puasa memiliki konsekuensi hukum yang berbeda-beda, di antaranya menjadikan puasanya tersebut batal dan ada juga yang tidak menjadikan puasa seorang mukalaf tersebut batal. Implikasi dari penelitian ini di antaranya mampu memberikan penjelasan terkait hakikat taklif dan lupa dalam syariat Islam yang terjadi pada seorang mukalaf, terhadap taklif yang dibebankan syariat kepadanya dan dikaitkan dengan permasalahan-permasalahan lupa pada fikih puasa dan konsekuensinya pada hukum syariat menurut perspektif mazhab Hambali sehingga menjadi penambah wawasan ilmu bagi pembaca untuk para penuntut ilmu secara khusus dan masyarakat secara umum.
Kata Kunci: Taklif, Lupa, Fikih Puasa, Mazhab Hambali
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 2XX Islam > 2X4 Fikih, Hukum Islam |
Depositing User: | Kurniawan M |
Date Deposited: | 04 Jun 2025 01:18 |
Last Modified: | 04 Jun 2025 01:18 |
URI: | http://eprints.stiba.ac.id/id/eprint/69 |