Hidayat, Moh. Rizky (2023) Kaidah Mā Lā Yumkinu al-Ihtirāzu ‘an Mulābasatihi Ma’fuwwun ‘Anhu dan Implementasinya Dalam Fikih Taharah. Diploma thesis, Institut Agama Islam STIBA Makassar.
![[thumbnail of Skripsi]](http://eprints.stiba.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Moh. Rizky Hidayat.pdf - Other
Download (2MB)
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana implementasi kaidah mā lā yumkinu al-Iḥtirāzu ‘an mulābasatihi ma’fuwwun ‘anhu dalam fikih taharah khususnya pada pembahasan najis. Permasalahan yang peneliti angkat dalam penelitian ini yaitu: Pertama, Bagaimana konsep kaidah fikih menurut ulama usūl; kedua, Bagaimana implementasi kaidah mā lā yumkinu al-Iḥtirāzu ‘an mulābasatihi ma’fuwwun ‘anhu” dalam fikih taharah.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif (non-statistik) dengan menggunakan metode library research (kajian pustaka) yang berfokus pada studi naskah dan teks, dengan menggunakan metode pendekatan normatif dan filosofis. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis data yang digunakan adalah jenis data primer dan data sekunder yang bersumber pada Al-Qur’an, hadis, buku-buku, jurnal, maupun pendapat ulama lainnya yang sejalan dalam pembahasan penelitian ini.
Hasil penelitian yang ditemukan adalah sebagai berikut; pertama, bahwa konsep kaidah fikih menurut para ulama adalah kumpulan prinsip-prinsip umum dalam fikih Islam yang merangkum hukum-hukum syari terhadap suatu permasalahan yang tercakup di dalamnya. Kedua, kaidah mā lā yumkinu al-Iḥtirāzu ‘an mulābasatihi ma’fuwwun ‘anhu bertujuan memberikan kemudahan kepada manusia, seperti halnya dalam taharah ada najis-najis yang dimaafkan yaitu najis yang sering bersinggungan dengan manusia dan sulit untuk terhindar darinya. Para ulama berbeda pendapat terhadap kadar najis yang dimaafkan, mazhab Hanafi mengatakan kadar najis yang dimaafkan adalah sebesar uang satu dirham atau sekitar 3,17 gram, mazhab Syafi’i mengatakan najis yang dimaafkan adalah najis yang tidak terlihat mata, sedangkan mazhab Maliki dan Hanbali mengatakan sedikit atau banyaknya najis maka hukumnya sama kecuali darah yang sedikit dan sejenisnya. Adapun syarat untuk dimaafkannya najis ada tiga yaitu, adanya kesulitan, banyaknya orang tertimpa hal tersebut, serta merupakan sesuatu yang sulit untuk terhindar darinya. Implikasi penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada para pembaca secara umum yang bergelut di bidang fikih taharah, khususnya dalam ranah tentang najis-najis yang dimaafkan (ma’fu).
Kata Kunci: Kaidah, Implementasi, Yumkinu al-Iḥtirāzu ‘an milābasatihi ma’fuwwun ‘anhu, Fikih, Taharah.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 2XX Islam > 2X4 Fikih, Hukum Islam |
Depositing User: | Kurniawan M |
Date Deposited: | 05 Jun 2025 02:05 |
Last Modified: | 05 Jun 2025 02:05 |
URI: | http://eprints.stiba.ac.id/id/eprint/85 |